Jenis-jenis gitar


Ini adalah jenis gitar paling banyak digunakan untuk para pemula dan umum. Gitar ini disebut sebagai gitar akustik. Gitar akustik memiliki body gitar yang terbuat dari kayu tipis. Untuk suaranya, menggunakan sound hole ( lubang suara ) yang ada di tengah gitar ini. Dengan menggunakan senar yang terbuat dari baja atau nylon, kalian bisa memainkan gitar ini dimana saja dan kapan saja.

Gitar ini adalah jenis gitar yang biasa digunakan para gitaris yang untuk memainkan musik pada saat ia telah memiliki band. Gitar ini biasa disebut gitar listrik atau electric guitar. Memiliki beberapa perbedaan dengan gitar akustik. Yaitu, tidak memiliki sound hole, dan sebagai pengeras suaranya, harus menggunakan tambahan alat yang disebut amplifier. Hanya menggunakan senar baja. Memiliki 2 atau lebih pengatur suara dan nada. Dapat dihubungkan dengan efek gitar agar suara yang dikeluarkan lebih baik. Selain itu, modelnya juga sangat beragam.

Gitar semi elektrik hampir mirip dengan gitar akustik. Tetapi bedanya adalah, untuk mengencangkan suaranya, dapat menggunakan amplifier seperti gitar elektrik. Juga memiliki pengatur suara dan nada. Biasa digunakan untuk acara akustikan.
Read more

adult toy store

you are a sexual maniac who wants to have sex any time and every time but your partner can not always be there for you because of your work? or you are a like masturbation and want something new to your game?
or you need the best sex toys in the world?
vibrator for women?
or your partner want to experiment with playing in the bedroom
or you want to get some sex toys to reward your friends?
or want to try vibrating cock ring, the largest sex toy for couples.
or you are a woman looking for the perfect orgasm
sex toys we have the solution for you.
vibealot.com toys from this online sex toy store and know that your privacy is always respected, your adult toys and adult novelty will be shipped and billed completely silent and we thank you for your business!

Sex should be fun and bondage toys really add some excitement into your love life.


There are thousands of sexual toys on the market and frankly, not all sex toys are that great.
Read more

pick

Sebenarnya perkenalan saya dengan gitar listrik (electric guitar) belum lama. Mungkin baru 2 atau 3 tahun terakhir ini, yaitu semenjak saya membeli sebuah gitar listrik. Sejalan dengan perkenalan itu saya juga baru mempelajari cara-cara bermain gitar listrik. Dulunya saya lebih banyak menggunakan gitar klasik (yang pakai sting nylon itu). Bahkan gitar pertama yang saya miliki memiliki fret yang sangat lebar, yang cocok untuk belajar klasik.

Yang pertama kali harus saya pelajari adalah cara menggunakan pick. Sebelumnya saya memetik gitar langsung dengan jari-jari, ala gitar klasik. Maklum, tahunya dan diajari secara informal hanya seperti itu. Ketika menggunakan gitar listrik, sebagian teknik membutuhkan pick.

Ternyata tidak mudah menggunakan pick karena belum terbiasa. Saya masih belum menemukan feeling dari ujung pick, yang nantinya akan mengenai senar gitar. Petikan dengan pick menjadi kasar dan kurang akurat. Kalau pakai jari kan sudah bisa dirasakan (karena sudah terbiasa saja). Jadi nampaknya saya harus belajar untuk menggunakan pick. Karena sudah bisa main gitar, belajar yang nampaknya elementer ini menjadi membosankan.

Pick Guitar

Memilih pick ternyata juga tidak mudah karena ada bermacam jenis. Yang paling penting sebenarnya adalah ketebalan dari pick itu sendiri karena menentukan kelenturan dari pick itu. Saya coba-coba ternyata saya suka yang medium dan soft. Jadi picknya melentur. Tapi saya lihat pemain lain lebih suka menggunakan pick yang agak kerasan. Di toko musik pun kelihatannya pick yang soft kurang banyak dijual. Oh well… harus menyesuaikan diri.

Read more

chord guitar

Pemain gitar biasanya hanya menerima chord chart dari sebuah lagu tanpa disertai tanda key signature, atau tanda perubahan key signature di tengah lagu tersebut. Misalnya jika kamu membaca majalah gitar yang berisi chord-chord dan liriknya. Biasanya di situ tidak akan ditulis Key signature dari lagu tsb, atau bahkan perubahan key signature jika ada di tengah lagu tsb. Untuk bisa memainkan melodi, ataupun berimprovisasi, sangat perlu bagi kita mengetahui di kunci apa sebuah progresi chord tersebut berputar. Biasanya pendekatan yang umum secara musical adalah mendengarkan lagu tersebut dan mencari kuncinya dengan menggunakan telinga, akan tetapi kita juga bisa mencarinya dengan cara menganalisa chord-chordnya.

Menganalisa progresi kunci mayor

Metode yang digunakan untuk mencari kunci mayor dalam sebuah progresi chord adalah sebagai berikut:

1. Coba lihat terlebih dahulu masing-masing chord yang ada dalam progresi, kemudian buat daftarnya, kemungkinan-kemungkinan chord tersebut milik dari sebuah kunci apa, berdasarkan dari kualitas masing-masing chord. Karena scale mayor yang diharmonisasi memiliki tiga chord minor 7th (IImi7, III,mi7, dan VImi7), setiap chord minor 7th bisa menjadi milik dari 3 kunci yang berbeda. Sedangkan chord Major 7th bisa sebagai Ima7 ataupun IVma7 dari dua buah kunci yang berbeda, dan dominant chord sudah pasti adalah chord V7 dari sebuah kunci saja. (Gambar 1)
2. Bandingkan masing-masing kemungkinan kunci tersebut. Cari masing2 chord tsb yang mempunyai kunci yang sama.
3. setelah kalian menemukan kuncinya, tulislah fungsi dari masing-masing chord dengan angka Romawi. (Gambar 2)


Menganalisa progresi kunci minor

Secara teori, kunci minor dapat diidentifikasikan dengan menggunakan tehnik yang sama. Pada kunci minor yang diharmonisasi dari scale natural minor, chord dominant 7th adalah chord bVII7 dan secara otomatis menunjukan kuncinya. (Gambar 3)

Akan tetapi dalam prakteknya keadaan menjadi sedikit rumit jika menyangkut kunci minor. Untuk alasan tertentu harmoni natural minor lebih sering dirubah untuk menghasilkan melodi dan progesi chord yang lebih kuat. Salah satu hasil dari perubahan tersebut adalah seringnya chord V pada kunci minor yang diubah dari chord minor 7th menjadi dominant 7th sehingga fungsi dominant chordnya menjadi lebih spesifik. Oleh karena itu penting bagi kita untuk melihat hubungan interval antar chordnya yaitu sebagai berikut:

1. Jika ada kunci minor satu langkah di atas chord dominant 7th , berarti chord dominant 7th tersebut mempunyai fungsi sebagai bVII7 dan berarti chord minor 7th nya tersebut adalah Imi7.
2. Jika ada chord minor 7th dengan interval perfect fifth di bawah chord dominant 7th, artinya chord dominant 7th berfungsi sebagai chord V7 dan chord minor 7th nya adalah chord Imi7 seperti contoh di bawah ini. (Gambar 4)

Indikator lain yang bisa mengidentifikasikan progresi kunci minor adalah chord minor 7th b5. chord ini jika ada/digunakan dalam progresi fungsinya adalah sebagai IIº dalam harmoni natural minor. Ini menjadikan kunci minor 7th b5 sebagai indikator yang pasti dalam sebuah progresi kunci minor (Dalam praktek chord minor 7th b5 jarang sekali muncul sebagai chord VIIº dalam kunci mayor)


Menganalisa kunci dalam progesi triad

Dengan mengetahui chord Dominant 7th dan minor 7th b5 kita dapat dengan mudah mengetahui kunci tersebut adalah sebuah kunci mayor atau kunci minor. Dalam musik pop atau rock biasanya progresi dibuat dalam bentuk triad jadi artinya chord V nya adalah major triad sama halnya dengan chord I dan IV. Begitu juga penggunaan triad diminished (VIIº dalam kunci mayor, IIº dalam kunci minor) sangat jarang digunakan karena terdengar sangat dissonant di antara chord mayor dan minor, sehingga terdengar seolah tidak pada tempatnya.

Pertanyaannya adalah lalu ada berapa kunci bisa diidentifikasikan ketika masing-masing chord secara teori mempunyai fungsi lebih dari satu. Jawabannya bisa ditemukan dengan dua macam cara:

A. Menata ulang chord-chord tersebut secara urutan scale.

Perhatikan contoh di bawah ini, dengan berexperimen kita bisa menemukan chord I nya (Gambar 5). Setelah kita menemukan chord I nya cobalah tulis nama chord disertai fungsinya seperti di bawah ini.

Nama Chord E F#mi G#mi A B C#mi
(dalam urutan scale)
Fungsi I IImi IIImi IV V VImi



B. Gunakan telinga

Mainkan progesi chord yang ada dengan menggunakan gitar kamu, dan dengarkan. Dalam praktek cara ini adalah cara yang paling tepat untuk mencari kunci dasar dari sebuah progresi, apakah itu progesi yang menggunakan 7th chord, triad, ataupun keduanya. Progresi diatonik biasanya ada di dalam satu nada dasar saja. Nada dasar tersebut bisa menjadi jelas dengan cara mendengarkan progresi cukup lama untuk mendapatkan kemana chord tersebut diselesaikan (tonic chord), kemudian identifikasikan nada dasar yang telah kita peroleh tsb dengan mencocokannya dengan gitar kita sesuai dengan scale dan chordnya. Walaupun tidak semua lagu pop dimulai dari chord I tapi rata-rata hampir semuanya akan diselesaikan pada chord I.

Mencari Kunci dasar hanya dengan menganalisa memang mempunyai beberapa kesulitan, oleh karena itu untuk lebih memastikannya lagi kita harus menggunakan telinga kita untuk mendengarnya. Ada beberapa penjelasan lagi secara harmoni yang menerangkan mengapa suatu chord itu bisa masuk ke dalam sebuah progressi, hal ini mungkin akan saya tulis di lesson-lesson yang akan datang. Kombinasi dari mengerti teori dan telinga yang terlatih akan menjadikan kita sebagai musisi sejati yang mempunyai wawasan luas secara musical.

nih gambar2nya Peace.gif

gambar 1



gambar 2



gambar 3



gambar 4



gambar 5

Read more

Interval Tritone

The Power of The Tritone ini bukan cerita mengenai “Ordo Ordo” rahasia Yahudi dengan agenda Supremasist Imperialisme-nya, melainkan sebuah cerita tentang betapa pentingnya “Interval” yang bernama “Tritone” ini didalam Musik Blues.

Interval Tritone ini berjarak b5 ( Mol Lima ) misalnya dari C ke F#, ini jika ditambahkan nada Bass di D maka terbentuklah chord D7.

Seperti biasanya, kita kan main dengan pemain Bass sehingga kita hanya perlu memainkan Interval Tritone saja untuk memberi kesan sebuah chord Dom7.

Cukup dua not sudah komplit sebuah “Harmony”.

Menariknya dan merupakan suatu “point of interest” untuk diselidiki memakai rumus Matematika, bahwa cukup dengan menggeser Interval Tritone itu satu fret maka kita sudah bisa meng-cover sebuah lagu Blues.

Misalnya lagu Blues di kunci D seperti contoh diatas, maka jika Interval Tritone yang pertama itu kita geser kekiri satu fret ( B dan F ) maka akan menghasilkan chord G7 jika pemain Bass main “Root” di G.

Jika kita kembali ke-posisi semula dan meng-gesernya kekanan satu fret dan pemain Bass main root di A, maka akan terbentuk chord A7.

Seperti kita ketahui chord progresi Blues atau Rock N’ Roll di kunci D itu hanya memakai 3 chord saja yaitu : D7 G7 dan A7.

Jadi hanya dengan meng-geser geserkan Interval yang terdiri dari dua not saja, satu fret kekiri dan kekanan, kita sudah bisa menghasilkan sebuah “Blues Harmony” yang komplit dan sah legitimasi-nya secara “Theory of Western Music”.

Professor musik siapapun tidak akan bisa mencari kesalahan dari “Fenomena” ini.

Interval Tritone menghancurkan Teori Musik barat :

Doeloe dijaman pertumbuhan Musik Klasik di Eropa abad 16 sampai 18, interval Tritone dianggap sebuah Interval Musik Setan dan jika terdapat sebuah Komposisi yang mengandung interval ini, maka sang Komposer-nya bahkan bisa di-pancung kepala-nya karena dianggap mem-promosi-kan musik setan.

Komposer Klasik sampai sekarang, paling tidak mengerti bagaimana caranya mengatur Interval Tritone ini. Contoh nyata ada di DVD Reuni Eagles “Hell freezes Over” saat Orkestra sedang berlatih membawakan satu lagu dari Eagles yang berjudul “New York State of Mind”.

Lagu ini pada versi aslinya dibuka dengan intro Keyboard Strings yang memainkan chord voicing Blues dan kali ini akan dimainkan dengan full orchestra.

Aransemen score buat orkestra sudah digarap oleh lulusan “Julliard Conservatory of Music” dan saat itu dilatih “Rundown”-nya. Tapi anak anak Eagles merasa ada yang aneh pada intro-nya, tidak salah tapi aneh, gak seperti aslinya yang nge-Blues.

Anak anak Eagles tidak setuju versi mulus tersebut dan melihat dan akhirnya merubah sendiri not not yang tertulis pada score tersebut, sehingga saat dimainkan kembali sudah berbunyi “Blues”.

Itu adalah contoh nyata dimana Teori Musik Klasik tidak mampu meng-akomodasi-kan “Blues Harmony” terutama mengenai pergerakan paralel dari Interval Tritone, dimana hal ini sangat “Taboo” dimusik Klasik.

Musik Klasik sama sekali tidak mengenal Chord Dominanth 7 yang statis apalagi berpindah secara paralel ke posisi 4 dan 5. Mereka sama sekali tidak punya teori untuk menerangkan hal seperti ini, sementara hal ini berbunyi sangat masuk akal dan berkesan, well..Bluesy.

Jika ditanyakan mengenai hal ini, maka jawabnya adalah asal saja : Well..that’s Blues, what more can i say ? Mereka tidak punya Teori yang mampu menjelaskan mengapa Harmony seperti Blues ini bisa menjadi “Valid” alias “Sah” saja dikuping.

Penjelasan yang paling masuk akal adalah : Harmony Blues adalah suatu pergerakan Mode atau “Modalitas”. Ok, tapi mode dari apa ? Klasik punya mode seperti Dorian, Prhygian, Mixolydian etc yang berasal dari Diatonic Scale.

Jika “Blues” adalah sebuah “Mode” maka induknya mana ?

Kemudian penjelasan lainnya adalah : Blues itu adalah “Paralel Harmony” atau hanyalah sebuah “Modulasi”. Paralel Harmony dan modulasi di Musik Klasik adalah perpindahan kesuatu harmony yang lain dari aslinya dan tidak memiliki hubungan lagi dengan aslinya secara sumber tangga nada induknya.

Tapi progresi Blues adalah suatu kesatuan yang erat sekali sehingga merupakan suatu progresi sekuensial yang terus diulang ulang.

Blues adalah satu harmony tunggal yang utuh, bukan-nya banyak harmony yang bergerak secara “Paralel” ataupun merupakan suatu perpindahan Kunci alias “Modulasi”.

Jadi penjelasan diatas tidak mampu menjelaskan esensi dari Blues Harmony.

Teori Musik Klasik sangat terbatas cakupan-nya :

Teori Musik Klasik sangat terbatas dalam cakupan-nya terhadap semua musik musik yang ada di dunia, sebagaimana Sistem Pemerintahan Demokrasi-nya tidak sanggup untuk meng-akomodasi-kan prinsip hidup masyarakat dunia lain-nya.

Nomer satu, didalam musik Klasik tidak ada sama sekali yang namanya “Micro Tone”, sementara hal ini adalah elemen paling utama didalam musik Arab. Tangga nada “Gambus” itu memakai satu “Micro Tone” yang terletak ditengah tengah dari nada A dan A#.

Sehingga para pemain Gambus harus “Tuning” internal frequency Keyboard Electronic-nya agar mendapatkan suatu “Tangga Nada” yang biasa dipakai dimusik musik “Gambus”.

Membuat sebuah Keyboard Roland atau Korg memainkan tangga nada yang memiliki satu nada “Micro Tone” didalamnya adalah suatu kebiasaan musisi musisi Gambus di Indonesia.

Apalagi memakai Teori Musik Klasik untuk meng-analisa musik Gamelan Bali adalah suatu perbuatan “Sia Sia”.

Karena Gamelan Bali tidak mengenal “Satu”nya atau “Down Beat” of the first Bar dari suatu komposisi Gamelan.

Seluruh Phrase saling over lapping satu sama lain-nya dengan “Meter” yang masing masing berlainan.

Ketukan 4/4, 7/8, 3/4, 6/8, 11/12 semuanya main sekaligus didalam satu lagu dengan start awal yang berbeda beda, hal ini membuat para Cendekiawan Musik Barat jadi cepat botak saking ruwet-nya meng-analisa musik Gamelan Bali.

Musik Klasik cuma tau satu macam Meter misalnya 3/4 dimainkan pada waktu bersamaan diawal Bar nomor 1, kalaupun nantinya akan berpindah meter ke 4/4 pada nomor bar ke 32, itu akan dilakukan secara serentak bersama sama.

Itu adalah secara Ritmik dan secara harmoni, semuanya bermain di satu harmoni yang sama, alangkah “Terbatas”nya cara memandang musik seperti itu !!

Begitupun dengan cara memandang Kehidupan Masyarakat Dunia hanya dengan sistem “Demokrasi” ala Barat, melihat Ekonomi Dunia hanya dengan “Globalisasi Pasar Bebas”.

Itu sama sekali tidak mampu meng-akomodasi-kan seluruh “Keadilan Sosial” bagi Masyarakat Dunia yang sangat majemuk ini.

Dunia Kedokteran Barat-pun masih belum mampu menjelaskan Ilmu Pengobatan Cina yang sudah ribuan tahun terbentuk oleh peradaban serta terbukti “Manjur”.

Misalnya “Tusuk Jarum” dan “Totok Pembuluh Darah” etc
Read more

SeVenTh StRinGs

Sebuah scale / tangga nada adalah sebuah bentuk dari susunan nada-nada yang terpusat pada satu nada dasar. Di dalam tangga nada ada lagi bentuk kecil yang menyusun tangga nada tsb, yaitu hubungan antar masing-masing not secara individu yang membentuk melodi dan harmoni. Dengan memahami bentuk hubungan tsb maka kita akan lebih mudah dalam mencapai pemahaman tentang emosi yang dapat kita ciptakan untuk para pendengar musik.

Jarak antara dua buah nada dikenal sebagai interval. Jika dua buah nada tsb dimainkan secara bersama-sama maka kita mengenalnya dengan istilah harmonic interval, dan jika dua buah nada tsb dimainkan satu kemudian disusul dengan nada yang lain maka kita mengenalnya dengan istilah melodic interval.

Ketika dua buah not dimainkan secara bersamaan kita akan mendengarkan tiga hal yaitu dua buah not tsb ditambah dengan komponen ke tiga yaitu kombinasi dari kedua buah not itu sendiri. Setiap interval mempunyai kualitas dan suasana sendiri. Setiap not akan kita identifikasikan dengan angka sehingga angka-angka tsb bisa kita terapkan dalam kunci / not yang berbeda, karena walaupun not tsb berbeda kualitas interval yang kita dengarkan akan tetap sama. Kualitas interval perfect 5th antara nada C dan G akan terdengar sama dengan kualitas perfect 5th antara nada G dan D, ataupun kualitas interval perfect 5th pada nada-nada yang lainnya. Kualitas interval ditunjukan dengan jumlah ½ langkah antara ke dua buah nada tsb.

Sebelum kita mengenal kualitas interval lebih lanjut coba kalian perhatikan gambar 1


Kita menggunakan tangga nada Mayor dengan Kunci / nada dasar C. Angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 digunakan dengan asumsi menggunakan jarak tangga nada mayor. Jika kita perhatikan pada tangga nada di atas jarak ½ langkah hanya ada pada jarak nada antara 3 ke 4 dan 7 ke 1. Selain dari nada-nada tsb jumlahnya adalah 1 langkah, maka otomatis di antara nada-nada tsb masih terdapat satu buah nada lagi yang ditunjukan pada diagram di atas. Nada-nada tsb juga kita identifikasikan dengan angka-angka untuk mempermudah kita mengenal kualitas interval. Terkadang interval kita sebut dengan menggunakan 2 nama yang berbeda tergantung dari cara kita melihatnya. Beberapa nama interval adalah nama-nama interval yang paling umum digunakan dalam pengajaran musik, dan saya akan menuliskan keduanya baik menggunakan nama yang umum maupun yang tidak umum.

Interval kita bagi menjadi dua kategori, yaitu perfect dan imperfect. Interval imperfect mempunyai dua versi yaitu mayor dan minor. Versi mayor dapat ditemukan pada not-not yang ada pada tangga nada mayor, sedangkan untuk yang minor dapat ditemukan dengan cara menurunkan ½ langkah (1 fret) dari not-not yang ada pada tangga nada mayor tsb. Interval perfect tidak mempunyai versi mayor ataupun minor. Yang termasuk interval perfect adalah jarak dari 1 ke 1 yaitu unison, jarak dari 1 ke 4 yaitu perfect 4th, jarak dari 1 ke 5 yaitu perfect 5th dan jarak dari 1 ke 1' yaitu octave.


Coba perhatikan gambar 2
Gambar 2 menjelaskan kesuluruhan dari interval yang ada dengan menggunakan nama-nama interval yang umum digunakan dalam pengajaran musik. Interval-interval tsb ditulis dengan nada dasar C, kemudian di sebelahnya terdapat juga gambar diagram neck gitar untuk masing-masing interval tsb.

Gambar 3 menjelaskan keseluruhan interval baik dalam nama yang umum maupun yang tidak umum serta menjelaskan persamaan bunyinya dimulai dari diminished unison sampai dengan augmented octave. Interval yang ada pada gambar 3 tsb saya tulis hanya untuk memperkenalkan pada kalian mengenai nama-nama interval yang tidak umum, cobalah kalian utamakan untuk memperlajari nama-nama interval yang umum yang ada pada gambar 2.

Untuk mempermudah pemahaman cara memberi nama interval seperti pada gambar 3, berikut ini saya tulis rumus untuk memberi nama interval dalam bentuk diagram. (gambar 4)

1. Jika interval lebih kecil ½ langkah dari interval mayor maka interval tsb kita sebut dengan minor.
2. Jika interval lebih kecil ½ langkah dari interval perfect / minor maka, kita menyebutnya dengan diminished.
3. Jika interval lebih besar ½ langkah dari interval perfect / mayor kita menyebutnya dengan augmented.


Interval-interval tsb mempunyai suasana yang berbeda-beda. Ada yang terdengar nyaman di telinga ada juga yang terdengar ganjil. Kenyamanan dari interval-interval tsb dapat ditunjukan dengan tingkat consonance / disonance. Semakin consonance sebuah interval artinya interval tsb semakin nyaman terdengar di telinga, dan semakin disonance sebuah interval artinya interval tsb semakin tidak nyaman terdengar di telinga. Kemampuan kita dalam mengidentifikasi hubungan dari dua buah nada atau interval dikenal dengan kemampuan relative pitch, sedangkan kemampuan untuk mengidentifikasi sebuah nada dengan tepat dikenal dengan kemampuan perfect pitch. Kedua kemampuan tsb sama pentingnya untuk dipelajari. Belajar mengenal interval akan mempertajam kemampuan relative pitch kita.

Cobalah mainkan interval-interval tsb dan rasakan bagaimana kedua buah not tsb menyatu. Suasana interval-interval tsb bisa didefinisikan sbb:
1. Unison dan Octave : Karena notnya sama maka interval ini akan terdengar menyatu sekali dengan sempurna, nyaris tanpa interaksi, atau sangat tipis
2. Perfect fifth : Kuat, tenang, kosong, nyaman tidak ingin berpindah.
3. Perfect fourth : Lebih consonant daripada perfect fifth, rasanya ingin jatuh ke interval yang lebih nyaman yaitu major third.
4. Major third : Berwarna, bahagia, sangat tenang, santai, dan tidak ingin berpindah-pindah lagi.
5. Minor third : Sedih, dan sedikit agak gelap
6. Major sixth : Berwarna, bahagia seperti major third, tetapi tidak senyaman atau setenang major third, karena interval ini suasananya terasa sekali ingin berpindah ke interval yang lebih nyaman yaitu perfect fifth.
7. Minor sixth : Sedih seperti minor third, dan suasanya sangat kuat terasa ingin jatuh ke interval perfect fifth.
8. Major second : Dissonant, menggantung, agak gelap.
9. Minor second : Dramatis, gelap, horor, dan suasananya sangat kuat terasa ingin jatuh ke rootnya.
10. Major seventh : dissonant, jazzy, dan suasanya sangat kuat terasa ingin jatuh ke interval yang lebih tenang yaitu octave.
11. Minor seventh : Menggantung, dan membutuhkan resolusi.
12. Diminished fifth : Sangat tidak stabil, membutuhkan resolusi ke interval yang lebih nyaman seperti perfect fifth jika dimainkan sebagai harmonic interval, dan akan terdengar sangat ganjil jika dimainkan sebagai melodic interval. Interval ini juga menimbulkan kesan gelap, horor, mistis, tegang dan ngeri.

Deskripsi suasana di atas yang saya buat sangatlah subyektif. Setiap orang bisa mempunyai deskripsi sendiri terhadap setiap interval, akan tetapi deskripsi-deskripsi tsb akan bisa kita tarik benang merahnya yang kurang lebih agak mirip.

Pada abad ke 16 interval-interval dissonant seperti diminished 5th sangat dilarang untuk dimainkan, apalagi di dalam musik-musik gereja. Interval tsb dikenal sebagai ‘diabolus in musica’ atau bisa diterjemahkan sebagai setan di dalam musik, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, interval dissonant menjadi sangat menarik di telinga modern karena suasana tegang yang ditimbulkan oleh interval itu sendiri. Oleh karena itu interval-interval dissonant biasanya sangat sering ditemui pada musik-musik yang agresif seperti trash metal. Di dalam musik jazz interval-interval tsb juga sering digunakan untuk menciptakan tension. Dengan memahami suasana yang ditimbulkan oleh masing-masing interval tsb maka kita bisa dengan mudah mempengaruhi para pendengar musik kita. Contohnya jika kita ingin bercerita tentang kesedihan di dalam lagu kita maka kita bisa menggunakan interval-interval minor. Akan terdengar sangat aneh dalam sebuah lagu, jika bercerita tentang kesedihan dengan menggunakan interval-interval seperti major third yang bersuasana bahagia, hal tsb sangatlah bertentangan, walaupun itu sah-sah saja kita lakukan dalam membuat lagu hanya saja efeknya akan kurang mengena ke pendengar. Jika kita ingin membuat lagu dengan suasana horor tentunya kita juga tidak akan menggunakan interval-interval dengan suasana bahagia, tentu kita akan menggunakan interval seperti diminished 5th untuk menciptakan tension dan kengerian. Dengan memahami suasana interval kita bisa dengan mudah mempengaruhi para pendengar musik kita untuk kita bawa masuk ke dalam suasana tertentu yang kita inginkan. Knowledge is power, selamat mencoba.
Read more
 

guitar rock online kursus Design by Insight © 2009